Deformasi Vertikal
Pada dasarnya deformasi adalah perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gaya. Selain itu juga bisa diartikan sebagai pergeseran yang mencakup translasi dan orientasi. Dan deformasi ini umumnya terjadi pada benda padat.
Deformasi vertical adalah perubahan bentuk akibat gaya yang terjadi pada skala satu dimensi. Satu dimensi ini biasanya diartikan dengan tinggi (H). Pemantauan deformasi vertical dilakukan dengan menggunakan alat ukur beda tinggi yaitu sipat datar (Cara konvensional) atau dengan teknologi satelit menggunakan satelit navigasi GPS.
Hal pertama yang dilakukan dalam pemantauan deformasi vertical adalah menentukan posisi titik-titik yang akan diukur. Penentuan titik-titik tersebut bisa di dalam area deformasi saja atau diluar dan didalam area deformasi. Setelah pemilihan posisi titik-titik tersebut dengan menggunakan instrument pengukur ketinggian baik dengan cara konvensional maupun cara modern dapat diketahui posisi tingginya dan juga kitinggian dari masing-masing titik. Tinggi masing-masing titik merupakan suatu himpunan dari titik-titik (banyak titik) yang bisa digunakan untuk penentuan bidang referensi tinggi (bidang fisis bumi), selanjutnya disederhanakan atau dirata-ratakan menjadi geoid yang selanjutnya bisa dipakai sebagai MSL (Mean Sea Level). Adapun himpunan atau kumpulan titik-titik tersebut juga digunakan untuk menetukan muka tanah yang akhirnya menjadi bidang muka tanah. Bidang tersebut diolah menjadi permukaan tanah. Sedangkan permukaan tanah bisa digunakan dalam bermacam studi, diantaranya adalah studi mengenai aspek wilayah yang nantinya akan diolah dan dipakai referensi dalam pengambilan kebijakan wilayah oleh pemerintah, dan diterapkan untuk kalangan masyarakat atau public. Dengan dikombinasikan dengan ilmu geologi dan geofisika mengenai informasi apriori, studi permukaan tanah lainnya menghasilkan penurunan muka tanah serta indikatornya.
Dari penurunan muka tanah serta indikatornya, kemudian diolah secara geodesi. Yaitu dengan penentuan posisi (z). penentuan posisi menggunakan metode jaring sipat datar. Dari hasil penurunan tanah tersebut juga dihasilkan suatu akibat untuk internal tanah yaitu berpengaruh pada struktur lapisan tanah, serta eksternal tanah yang lebih berpengaruh ke bidang konstruksi yang akhirnya juga berpengaruh kepada penataan ruang (penetapan kawasan yang sesuai).
Kemudian dilakukan suatu survey deformasi dengan menggunakan kerangka relative (kerangka yang pengambilan kerangkanya hanya di area deformasi) dan absolute (kerangka yang pengambilan kerangkanya di dalam area dan di luar area deformasi). Dari hasil survey deformasi tersebut, dikombinasikan dengan metode jaring sipat datar, diperoleh jarring sipat datar kinematik.
Hasil dari jarring sipat datar kinematik, dengan perhitungan yang sedemikian rupa diperoleh model kinematik. Selanjutnya dari model kinematik tersebut di koreksi menggunakan metode hitung perataan, dengan memasukkan berbagai macam koreksi sehingga kesalahan pengukuran tersebut masuk toleransi. Jika pengukuran sudah dikoreksi, dihasilkan suatu pengukuran yang “benar” sehingga dari model kinematik terkoreksi bisa diketahui besar dan arah dari kecepatan dan percepatan penurunan titik. Dari kumpulan titik tersebut membentuk suatu bidang, sehingga bisa diketahui pula kecepatan dan percepatan penurunan muka tanah.
Kecepatan dan percepatan inilah yang nantinya akan menjadi informasi atau data source untuk berbagai macam keperluan. Salah satunya untuk keperluan perencanaan, yang akhirnya juga mempengaruhi penataan ruang(penetapan kawasan yang sesuai).
By : ARISAUNA MAULIDYAN PAHLEVI
NRP : 3505 100 007
Thursday, April 17, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment